Bagi para sobat yang ingin memulai budidaya udang, berikut beberapa langkah persiapan tambak udang yang umum dilakukan:
1. Konstruksi Tambak
Langkah awal dalam berbudidaya udang yaitu mengondisikan seluruh konstruksi tambak sehingga siap untuk dioperasikan. Konstruksi tambak meliputi pembangunan tanggul, pintu air dan papan pengarah pintu air. Dibandingkan dengan bagian lainnya, tanggul merupakan konstruksi tambak yang paling rawan karena berhubungan dengan tugas utamanya sebagai penampung air sekaligus memagari udang agar tidak lolos ke luar tambak. Karena itu, segala kebocoran dan kerusakan tanggul harus segera diperbaiki dan ditutupi.
Penyebab kebocoran umumnya ada 2, yakni struktur tanah tanggul yang kurang kokoh dan adanya aktivitas hewan air, seperti kepiting atau ikan tonang. Kebocoran tanggul akibat kondisi struktur tanah pada umumnya terjadi pada tambak yang didominasi pasir yang rapuh dan mudah ditembus air sedangkan kebocoran akibat binatang air umumnya disebabkan oleh perilaku binatang yang suka membuat lubang hingga tembus ke dasar tambak.
Kebocoran tersebut dapat diakali dengan berbagai cara, antara lain menimbun dengan tanah atau menggali bagian yang bocor kemudian memasukkan tanah baru ke dalamnya.
Bagian pintu air juga tidak kalah krusial dengan tanggul. Untuk menghindari masuknya hama (predator dan kompetitor), di setia pintu air hendaknya dipasangi saringan dari kain kasa halus sehingga mampu menyaring hama seperti ikan, udang liar dan telur ikan.
2. Tanah Dasar Tambak
Persiapan tanah dasar tambak yang pertama kali dilakukan adalah pengeringan total kemudian penjemuran tanah dasar di bawah terik matahari hingga tanahnya retak. Lama penjemuran berkisar 1-2 minggu, tergantung kondisi cuaca.
Khusus tambak yang sudah pernah digunakan untuk memelihara udang, lapisan atas tanah dasar tambak perlu dibuang karena banyak mengandung timbunan sisa pakan yang sudah membusuk. pembuangan lapisan atas tanah dasar dilakukan dengan cangkul. Jika kondisi tanah dasar tambak tidak terlalu buruk, pembuangan lapisan atas tidak perlu dilakukan, tetapi cukup membalik tanah dasar dengan cangkul atau bajak.
Namun, dalam teknik budidaya modern yang telah berkembang, banyak petambak udang yang telah beralih dengan menggunakan sejenis terpal plastik sebagai dasar tambaknya. Cara ini dinilai lebih efektif dan cepat namun membutuhkan biaya lebih di awal.
3. Pengapuran Tambak
Jika proses pengeringan dan pembalikkan tanah dasar sudah selesai, selanjutnya dilakukan pengapuran dengan kapur pertanian. Pengapuran tidak hanya dilakukan di tanah dasar tambak, tetapi juga di dinding tanggul bagian dalam yang mengarah ke tambak. Cara pengapurannya, yaitu dengan menyebar kapur secara merata ke seluruh tanah dasar dan dinding tanggul.
Kebutuhan kapur per hektar tambak tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (pH). Pada umumnya, tambak yang sudah pernah digunakan untuk budidaya akan ber-pH rendah karena telah terjadi proses pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran udang sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi. Semakin rendah pH tanah, jumlah kapur yang dibutuhkan juga semakin banyak untuk menetralisir tanah.
4. Pemberantasan Hama
Hama yang menyerang tambak dikelompokkan menjadi 2, yakni hama pemangsa (predator) dan hama kompetitor. Beberapa jenis hama pemangsa, yaitu Ikan Payus, Ikan Bulan-bulan, Ikan Kerong-kerong, Ikan Kakap, Ikan Kerapu, Ikan Kuro, Katak, Ular, Burung Bangau Hitam, Burung Belibis. Dan beberapa jenis hama kompetitor, seperti Cacing, Serangga, Udang putih (liar), Siput dan Ikan Mujair.
Populasi hama dapat ditekan dengan pemberian racun (pestisida), baik organik maupun anorganik (sintetis). Namun, sebisa mungkin penggunaan racun anorganik dikurangi karena bisa bertahan cukup lama di dalam tambak. Jenis racun organik yang umum digunakan yaitu akar tuba (rotenone), biji teh ( saponin) dan serbuk tembakau (nikotine). Keuntungan penggunaan racun organik adalah tambak tidak perlu dicuci, terutama jika jumlah biota (hama) yang mati tidak terlalu banyak.
5. Persiapan Air dan Penumbuhan Pakan Alami
Persiapan tambak yang paling akhir yaitu mengisi air dan menumbuhkan pakan alami. Pakan alami sangat dibutuhkan oleh benur yang baru ditebar, meskipun sebenarnya benur sudah bisa diberikan pakan buatan. Jenis pakan alami yang harus ditumbuhkan adalah diatome dan zoo plankton. Tumbuhnya diatome ditandai dengan berubahnya warna air menjadi coklat. Pakan alami bisa ditumbuhkan dengan memberikan pupuk organik atau pupuk kimia (NPK, TSP, Urea). Jangka waktu pertumbuhan pakan alami berlangsung selama 1 (satu) minggu.
Setelah konstruksi tambak selesai hingga tahap pengisian air dan pertumbuhan pakan alami, langkah selanjutnya yaitu menebar benih atau benur udang ke dalam kolam. Sebelumnya, sobat wajib mengetahui ciri benur udang yang sehat dan memilih benur dari hatchery yang terpercaya.
Source: Amri, Khairul. (2003). "Budi Daya Udang Windu Secara Intensif". Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Comentários