top of page
Gambar penulisBenur Top Group

Benur Top Bersama Dengan De Heus Indonesia Membangun Hatchery Ramah Lingkungan di Kendari

Diperbarui: 28 Agu


Foto Bersama Benur Top Group & De Heus Indonesia


Sebagai salah satu produsen udang terbesar di dunia, budidaya udang di Indonesia menjadi sangat populer dan menjanjikan di bidang akuakultur. Produksi udang yang naik setiap tahunnya juga mendorong para pembudidaya untuk berinovasi dan mengembangkan berbagai teknik budidaya untuk meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan pasar.


Diawali Oleh Meningkatnya Kebutuhan Benur Udang Berkualitas


Salah satu faktor keberhasilan budidaya udang adalah pemilihan dan penebaran benur berkualitas unggul. Ciri Benur Udang Sehat dan Berkualitas Unggul terlihat dari ukuran, kondisi fisik dan juga keaktifan benur saat berada di dalam air. Tetapi, selain yang terlihat secara kasat mata, benur berkualitas baik juga ditentukan oleh faktor genetik dan harus terdaftar sebagai benur SPF (Specific Pathogen Free) atau benur bebas penyakit, baik penyakit genetik maupun bakteri.


Maka dari itu, dengan meningkatnya permintaan udang global, khususnya jenis Vannamei (Litopenaeus Vannamei) permintaan akan benur kualitas unggulan juga meningkat. Sadar akan hal tersebut, Benur TOP dan De Heus Indonesia bekerja sama membangun Hatchery (fasilitas pembenihan) yang berlokasi di Kendari, Sulawesi Tenggara untuk mendorong peningkatan produksi benur udang vanamei berkualitas di Indonesia. Melalui hatchery ini, Benur TOP dan De Heus Indonesia berkomitmen untuk menghasilkan benur dengan kualitas top yang unggul secara genetik dan bersertifikasi SPF (Specific Patoghen Free) dan CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) serta penerapan hatchery dengan konsep sustainability atau berkelanjutan.


Komitmen Untuk Menghasilkan Benur Udang Vanamei Kualitas Unggulan


Benur udang unggulan apabila didukung degan teknik budidaya yang tepat, maka akan menghasilkan udang yang berkualitas unggul pula. Benur udang berkualitas unggul dapat meminimalisir beberapa resiko yang dapat menyebabkan gagal panen atau hasil panen tidak optimal. Beberapa poin yang menunjukkan pentingnya pemilihan benur yang berkualitas adalah sebagai berikut:


1. Menghindari Penyebaran Penyakit Udang

Pada dasarnya udang tidak memiliki sistem imun yang spesifik sehingga sangat rentan terhadap penyakit infeksius / menular seperti virus dan bakteri. Beberapa contoh penyakit yang dapat menyerang udang, yaitu: IMNV (Infectious Myonecrosis Viruses), WSSV (White Spot Syndrome Virus), WFD (White Feces Disease), dan AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease). Agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, penting untuk memilih benur dengan sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free) yang menjamin benur udang terbebas dari patogen-patogen seperti virus dan bakteri serta memastikan bahwa benur tidak membawa penyakit menular yang dapat menginfeksi organisme lain yang sehat. Selain sertifikasi SPF, pembenihan di hatchery Benur TOP dan De Heus Indonesia juga mengikuti pedoman CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) sehingga kualitas benur yang dihasilkan terjamin kesehatan dan kualitasnya.


2. Keseragaman Ukuran Benur

Salah satu ciri benur unggul yaitu memiliki ukuran yang relatif seragam karena benur udang yang tidak seragam menandakan adanya pertumbuhan yang tidak normal. Benur udang yang seragam juga dapat terhindar dari kanibalisme antarbenih dan nantinya akan menghasilkan udang dengan ukuran yang seragam pula yang pastinya lebih diminati karena tidak menyulitkan perhitungan penjualan hasil panen.


3. Waktu Pertumbuhan

Benur udang yang sehat mampu menyerap nutrisi dari pakan yang diberikan dengan baik sehingga pertumbuhannya optimal. Apabila udang bertumbuh dengan cepat, ada kemungkinan panen dapat dilaksanakan tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan sehingga dapat meminimalisir biaya operasional produksi.


Benur TOP selaku produsen benur berkualitas unggul bersama dengan De Heus Indonesia berkomitmen dan berupaya untuk terus menghasilkan benur-benur udang vanamei berkualitas TOP dan unggulan yang dapat membantu para Sobat Petambak mengoptimalkan hasil budidaya udangnya.


Penerapan Hatchery Dengan Konsep Sustainability

Penerapan konsep sustainability atau berkelanjutan bermaksud untuk memberikan dampak positif baik bagi komunitas, lingkungan maupun masyarakat secara keseluruhan. Konsep inilah yang Benur TOP dan De Heus Indonesia terapkan di dalam pembangunan maupun operasional hatchery yang berlokasi di Kendari, Sulawesi Tenggara ini. Langkah awalnya yaitu dengan melakukan penanaman 2.500 bibit mangrove di sekitar wilayah pantai yang mengelilingi hatchery.


1. Penanaman Mangrove

Penanaman mangrove memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  • Menjaga ekosistem pesisir pantai karena mangrove mampu menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai dan sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut.

  • Mangrove juga dapat menghasilkan oksigen (O2) dengan melakukan penyerapan karbondioksida (CO2) sehingga sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

  • Penanaman mangrove ini merupakan wujud tanggung jawab Benur TOP dan juga De Heus Indonesia dalam pengaplikasian konsep “Ekonomi Biru”, yaitu menjalankan produksi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.


2. Pengolahan Air Dengan Ozonisasi

Air sebagai habitat udang merupakan bagian penting dalam budidaya udang sehingga tata cara pengolahan air (water treatment) juga harus diperhatikan dengan seksama untuk memastikan air selalu bersih dan steril. Tambak-tambak udang konvensional biasanya menggunakan bahan-bahan kimia dalam metode water treatment karena dinilai efektif dan biayanya relatif terjangkau. Namun, penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat menjadi bumerang dan menimbulkan efek negatif bagi lingkungan dan bagi benur atau udang yang di budidaya.


Hatchery Benur TOP dan De Heus Indonesia menggunakan Sistem Ozonisasi sebagai metode water treatment untuk meminimalisir penggunaan bahan-bahan kimia dan memastikan benur udang yang dihasilkan aman. Sistem ozonisasi bekerja dengan menyaring patogen, virus, bakteri dan kontaminan lain di dalam air menggunakan mesin ozone berteknologi tinggi sehingga dapat mensterilisasi air tanpa penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Selain penggunaan ozone, “Penanganan Limbah Terintegrasi” juga diaplikasikan dalam operasional hatchery sehingga limbah yang ada ditangani sesuai dengan prosedur dan tidak mencemari lingkungan sekitar.


3. Subtitusi Barang-Barang Sekali Pakai

Plastik sekali pakai dan kotak styrofoam seringkali menjadi pilihan utama sebagai wadah pengiriman benur dan udang. Namun, penggunaan plastik sekali pakai dan kotak styrofoam dalam jangka waktu yang panjang dan kuantitas yang besar bisa berdampak buruk bagi lingkungan karena akan menjadi sampah yang tidak dapat terurai. Benur TOP dan De Heus Indonesia mengakali hal tersebut dengan mengganti penggunaan plastik sekali pakai dan kotak styrofoam dengan kotak plastik dan tangki air yang bisa dipakai ulang (reusable) dengan harapan pergantian ini dapat membantu mengurangi sampah yang mencemari lingkungan dan memegang erat konsep hatchery yang berkelanjutan.


4. Pemberdayaan Tenaga Lokal

Salah satu tujuan menjalani usaha dengan konsep sustainability yaitu untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, hatchery Benur TOP dan De Heus Indonesia memastikan untuk menyerap tenaga kerja dan memberdayakan tenaga lokal di sekitar wilayah Kendari. Saat ini, angka tenaga lokal di hatchery mencapai 90% dari total tenaga kerja yang ada. Pemberdayaan tenaga kerja lokal ini dimaksudkan untuk pembangunan sumber daya manusia agar terwujudnya kesejahteraan masyarakat.


Melalui hatchery ini Benur TOP dan De Heus Indonesia berupaya untuk dapat menghasilkan benur-benur udang vanamei kualitas unggulan sesuai dengan kebutuhan para pembudidaya udang vanamei di Indonesia maupun global serta menjadi suatu pedoman bagi pembudidaya lain untuk turut menerapkan konsep sustainability atau berkelanjutan di dalam usahanya.

29 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page